Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu

Advertisement

Advertisement

Indonesia

Pemerintah Indonesia tawarkan subsidi Rp7 juta untuk pembelian motor listrik

Pemerintah Indonesia tawarkan subsidi Rp7 juta untuk pembelian motor listrik
Seorang karyawan tengah bekerja merakit motor listrik di pabrik United E-Motor di Bogor, Jawa Barat, pada 25 Agustus 2022. (Foto file: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)

JAKARTA: Demi meningkatkan adopsi massal kendaraan listrik oleh masyarakat, pemerintah Indonesia menawarkan subsidi untuk pembelian motor listrik.

Namun, subsidi sebesar Rp7 juta (US$458) hanya akan diberikan kepada kelompok masyarakat tertentu yang telah memenuhi syarat.

Mereka yang berhak mendapatkan subsidi ini adalah masyarakat penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, dan penerima subsidi listrik.

Dalam pernyataannya pada Selasa (Mar 21), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa subsidi ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

“Untuk mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian bantuan untuk pembelian kendaraan listrik roda dua yang mulai berlaku pada hari ini, 20 Maret 2023,” kata Menteri Agus.

Dia menambahkan, implementasi pemberian subsidi akan didukung oleh badan verifikasi independen.

Berdasarkan pernyataan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, motor listrik yang memenuhi syarat untuk mendapat subsidi harus didaftarkan terlebih dulu.

Motor-motor listrik tersebut wajib memenuhi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling rendah 40 persen. TKDN adalah jumlah komponen domestik yang terkandung dalam barang dan jasa.

Sebelumnya pada Senin lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah telah menganggarkan Rp7 triliun untuk subsidi motor listrik.

Mengutip Reuters, Sri Mulyani menjelaskan bahwa subsidi akan diberikan untuk penjualan 800.000 motor listrik baru dan juga konversi dari 200.000 motor BBM ke motor listrik.

Pada Desember lalu, Menteri Agus Gumiwang juga mengatakan pemerintah Indonesia menawarkan subsidi lebih dari Rp70 juta (US$5.000) untuk setiap penjualan mobil listrik.

Menurut Agus, insentif tersebut akan diberikan untuk pembelian kendaraan listrik yang diproduksi oleh perusahaan dengan pabrik di Indonesia.

Indonesia menargetkan setidaknya akan ada 1,2 juta motor listrik dan 35.000 mobil listrik yang diadopsi masyarakat pada 2024.

Per Oktober tahun lalu, terdapat sekitar 32.000 motor listrik di jalanan Indonesia berdasarkan laporan media setempat.

PAKAR: KEBERHASILAN SUBSIDI TERGANTUNG BEBERAPA FAKTOR

Pakar kepada CNA mengatakan subsidi tersebut "jumlahnya sangat besar", namun ada beberapa masalah yang harus diatasi terlebih dulu sebelum konsumen beralih ke motor listrik.

Manggi Taruna Habir, dosen tamu di ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapura, mengatakan subsidi Rp7 juta adalah diskon yang menarik bagi konsumen, mengingat harga motor listrik berkisar antara Rp17 juta sampai Rp25 juta.

Selain itu, dia menambahkan, penggunaan motor listrik yang hemat energi jadi keuntungan tersendiri bagi penggunanya.

"Salah satu nilai positif dari motor listrik adalah pada harga bahan bakarnya. Motor listrik lebih hemat energi dibanding bahan bakar fosil. Jadi biayanya akan lebih efisien," kata Manggi, yang saat ini sedang melakukan riset mengenai industri kendaraan listrik di Indonesia.

Namun dia mencatat terdapat beberapa masalah - di antaranya anjloknya harga jual kembali, keterbatasan layanan purnajual dan stasiun pengisi daya, serta isu pada standar keamanan baterai - yang harus diselesaikan terlebih dulu agar masyarakat mau beralih ke motor listrik.

"Mengingat belum terbentuknya pasar sekunder motor listrik bekas, maka (harga jual kembalinya) jauh lebih rendah dibanding motor konvensional," kata Manggi kepada CNA.

"(Isu) lainnya adalah masih terbatasnya layanan purnajual bagi motor listrik ketika masyarakat memerlukan servis atau reparasi atau mengganti suku cadang."

Manggi menekankan bahwa diperlukan pengembangan infrastruktur untuk menarik hati masyarakat agar mau beralih dari motor konvensional ke motor listrik.

"Diperlukan lebih banyak lagi pengembangan infrastruktur layanan purnajual dan jaringan stasiun pengisian daya listrik di seluruh negeri, sekaligus juga pasar motor listrik bekas yang dinamis untuk memastikan nilai jualnya bisa bertahan setinggi mungkin," kata dia.

"Subsidi yang ditawarkan adalah permulaan, tapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Namun tetap saja, ada kepentingan dan potensi yang besar dari kendaraan listrik, seiring upaya kita mencari energi alternatif yang lebih bersih."

Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris. 

Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini tentang bocah korban gempa Cianjur yang masih trauma hingga saat ini.

Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.

Source: CNA/da(ih)

Advertisement

Also worth reading

Advertisement