Masih ingat mainan balon tiup lawas ini? Apakah kandungan di dalamnya aman untuk anak-anak?
Maaf jika merusak nostalgia Anda, tapi kandungan kimia di dalam mainan ini kemungkinan berbahaya, terutama bagi anak-anak.
Sangat menyenangkan jika menemukan mainan dari masa kanak-kanak yang masih dijual saat ini. Salah satunya mainan tabung kecil berisi gel, yang ditekan ke ujung sedotan lalu ditiup menjadi balon. Lalu kita berlomba-lomba siapa yang bisa meniup balon paling besar - pemilik balon yang bertahan paling lama layak menyombongkan diri.
Banyak cara untuk jadi pemenang: Tempatkan gumpalan gel yang lebih besar di ujung sedotan. Balonnya memang sudah besar, tapi kok kempis? Bolongi saja balonnya dengan bibir, lalu tiupkan lagi udara ke dalamnya. Untuk menambal bolong pada balon, kita bisa perlahan mencubit lubang untuk melekatkannya kembali.
Anak-anak dengan rasa penasaran tinggi mungkin bertanya-tanya soal bagaimana membuat benda lengket yang ajaib ini. Betapa tidak penasaran, setiap tabungnya hanya bertuliskan "Bestman Ballon" yang tercetak di kertas mereknya. Tidak ada daftar komposisi pembentuknya. Bahkan instruksi cara memainkannya saja tidak ada.
Jika Anda membeli satu kotak berisi 32 tabung kecil, di dalamnya terdapat seikat sedotan. Isinya cuma itu saja. Lantas, sebenarnya apa kandungan di dalam mainan tersebut? Dan kenapa baunya sangat menyengat?
APA BAHAN KIMIA PEMBENTUK GEL BALON?
Karena komposisi kimiawi dari produk ini tidak diketahui secara pasti, maka kami bertanya kepada Associate Professor Ang Wee Han dari Departemen Kimia, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Universitas Nasional Singapura (NUS).
Dia menjelaskan, kandungan di dalamnya kemungkinan adalah: polivinil asetat, aseton, dan etil asetat. "Sedikit zat pewarna bisa jadi digunakan untuk memberikan warna pada balon. Selain itu, tidak diperlukan bahan kimia lainnya," kata dia.
"Gel balon terbuat dari polivinil asetat, sebuah polimer yang memiliki sifat elastis dan lengket, sehingga mudah digelembungkan," jelas Prof Ang. "Etil asetat mungkin digunakan untuk memperkuat atau melapisi plastik," tambahnya.
Sementara untuk aseton, ditambahkan untuk melarutkan polivinil asetat sehingga mudah dibentuk. "Aseton menguap di suhu ruangan, yang menjelaskan asal dari bau yang menyengatnya," kata Prof Ang. "Itulah mengapa setelah menjadi balon, tidak mungkin memadatkannya kembali ke bentuk semula karena aseton-nya sudah menguap."
AMANKAH BAHAN KIMIA INI?
Di antara tiga bahan kimia yang digunakan, yang "paling mengkhawatirkan" mungkin adalah aseton, ujar Prof Ang. "Aseton mudah menguap dan akan terhirup dan terserap ke dalam tubuh." Ketika seseorang menghirup bau yang sangat kuat, maka bisa mengalami neurotoksisitas dan gejala-gejala sejenis seperti sakit kepala, pusing, dan mual.
"Sebagai bahan penguat, etil asetat tidak akan digunakan dalam kadar yang tinggi," lanjut Prof Ang. "Selain itu, etil asetat memiliki titik didih (78 derajat Celcius), sehingga kurang bisa mengalami penguapan."
Dia juga tidak khawatir dengan adanya kemungkinan jika polivinil asetat tertelan. "Berdasarkan Materials Safety Data Sheet (MSDS/Lembar data keamanan bahan), polivinil asetat juga tidak dikenal sebagai zat yang sangat beracun."
Secara umum, kadar bahan kimia di setiap tabung gel balon tidak "mencapai ambang batas berbahaya", kata Prof Ang. "Namun mengingat mainan ini dipasarkan untuk anak-anak kecil dan mereka harus menarik napas panjang untuk bisa meniup balon, maka kemungkinan uap aseton terhirup sangat tinggi."
"Penggunaan berulang kali dapat mengakibatkan paparan berlebih terhadap uap aseton, dan akhirnya bisa meracuni sistem syaraf pusat."
Di beberapa negara seperti Kanada, Australia dan AS, produk serupa Bestman Ballon telah ditarik dari pasaran atau dihentikan produksinya.
Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris.
Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini mengenai tip menu sehat selama berpuasa Ramadan.
Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.