Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu

Advertisement

Advertisement

Indonesia

Mengenal seni deteksi barang mewah palsu dari ahli autentikasi Vestiaire Collective

Ciri-ciri barang palsu berkualitas tinggi sering kali tersembunyi dalam detailnya, demikian disampaikan Kai Ning ahli autentikasi dari Vestiarie Collective, kepada CNA.

Mengenal seni deteksi barang mewah palsu dari ahli autentikasi Vestiaire Collective
Ahli autentikasi Vestiaire Collective, Kai Ning, sedang memeriksa keaslian sebuah barang. (Foto: Vestiaire Collective)

SINGAPURA: Pasar barang bekas global diprediksi akan mencapai nilai US$350 miliar pada tahun 2027. Berdasarkan laporan tahunan platform jual-beli barang bekas online, Thredup, konsumen Gen Z dan milenial-lah yang akan menyumbang dua pertiga dari peningkatan penjualan ini.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa pada 2022 saja, dua dari lima barang yang ada di lemari pakaian Gen-Z adalah barang bekas pakai alias preloved.

Sementara khusus untuk barang bekas mewah, perusahaan riset ResearchAndMarkets.com memprediksi nilai pasarnya akan mencapai US$51 miliar pada tahun 2028.

Berbagai alasan telah menjadikan pasar barang bekas mendapat tempat di dunia fesyen arusutama dunia, baik itu untuk memenuhi hasrat memiliki barang mewah karya desainer ternama, kecintaan terhadap barang antik atau demi bergaya hidup ramah lingkungan dan tidak mubazir.

Lantas, bagaimana kita bisa mendapatkan barang-barang preloved ini?

Saat ini, banyak opsi luring maupun daring untuk membeli barang-barang bekas. Bahkan merek-merek besar telah bergabung dalam barisan pedagang barang preloved. Sebut saja Nordstrom di AS yang meluncurkan See You Tomorrow, sebuah lokapasar online dengan gerai fisik di Kota New York yang menjual aksesoris dan busana bekas pakai. Dengan pengaturan serupa, Selfridges di Inggris membentuk Reselfridges untuk menjual barang bekas secara daring dan luring dari toko fisik mereka di London.

Dan tentu saja, ada Vestiaire Collective, jenama lokapasar daring global terkemuka yang menjual barang-barang preloved mewah buruan banyak orang, mulai dari fesyen siap pakai dan perhiasan, hingga tas dan sepatu. Selain situs jual beli di internet, Vestiaire Collective juga memiliki aplikasi untuk semakin memudahkan pencarian barang kapan pun dan di mana pun.

PENTINGNYA PERAN AHLI AUTENTIKASI

Ketika hendak berbelanja barang-barang preloved, seringkali kekhawatiran yang muncul adalah soal keaslian barang. Beruntung, ada ahli autentikasi yang kredibel untuk mencari tahu hal tersebut. Vestiaire Collective sendiri memiliki lebih dari 80 ahli autentikasi digital dan fisik.

Menurut salah satu ahli autentikasi Vestiaire Collective, Kai Ning, profesi ini tidak hanya membutuhkan pengetahuan atau keahlian, tetapi juga minat yang besar dalam diri seseorang. "Untuk melakukan pekerjaan ini, kami menggunakan seluruh panca indera, mulai dari penglihatan hingga pendengaran, penciuman dan sentuhan. Pada akhirnya, seluruh indera tersebut mulai membangun 'memori otot' dan membantu Anda mengingat bagaimana bentuk, suara, bau dan kesan sebuah barang yang autentik."

Ahli autentikasi Vestiaire Collective, Kai Ning, sedang memeriksa keaslian sebuah jam tangan. (Foto: Vestiaire Collective)

Lulusan Central Saint Martins, London, Inggris, ini mengatakan proses autentikasi tak ubahnya seperti penyelidikan. "Semua unsur dan titik pemeriksaan dapat membantu memastikan apakah barang ini autentik atau tidak. Jika Anda bisa mengautentikasi barang yang asli, maka Anda pasti bisa mendeteksi barang palsu, tapi ini tidak berlaku sebaliknya."

Sebagai contoh, Kai Ning menjelaskan bahwa proses autentikasi beberapa jenis barang, misalnya batu permata, akan sangat sulit karena banyaknya standar kualitas dari kategori ini. Namun, dia melanjutkan, dengan keahlian yang tepat, dibarengi dengan pengecekan beberapa titik pemeriksaan dan penggunaan instrumen yang canggih, para ahli autentikasi akan mampu mengenali perbedaan yang sangat halus antara barang asli dan palsu.

CARA MENJADI AHLI AUTENTIKASI

Sertifikat verifikasi keaslian. (Foto: Vestiaire Collective)

Dengan latar belakang keahlian pada desain perhiasan, gemologi (GIA), dan konsultan jam tangan (FHH), Kai Ning memulai kariernya di Vestiaire Collective sebagai account manager di departemen konsinyasi. Pekerjaannya adalah mengunjungi rumah-rumah klien dan membantu mereka menguras isi lemari untuk mencari barang-barang mewah yang bisa dijual. Dari situ, dia kemudian pindah ke departemen autentikasi yang berkantor di Hong Kong.

Pada Agustus 2022, Kai Ning pindah ke pusat autentikasi Vestiaire Collective yang baru di Seoul, Korea Selatan. Saat ini dia fokus pada gemologi dan mengembangkan materi-materi pelatihan yang lebih mendalam bagi para ahli autentikasi baru.

Apa benda paling unik yang pernah dicek keasliannya oleh Kai Ning sejauh ini?

Jaket teddy bear karya Jean-Charles de Castelbajac. (Foto: Risd Museum)

"Sebuah jaket teddy bear karya Jean-Charles de Castelbajac buatan tahun 1980-an yang bernilai sekitar S$10.000, dengan sekitar 17 boneka teddy bear yang dijahit di atasnya. Jaket ini juga dipamerkan di museum-museum, seperti museum Rhode Island School of Design di Amerika Serikat dan museum National Gallery di Victoria, Australia."

Hal menarik lainnya yang dialami Kai Ning adalah ketika dia menemukan alat tes kehamilan dengan hasil positif dalam sebuah tas yang telah dipastikan keasliannya. Temuan itu menghasilkan dua peristiwa yang membahagiakan, ucapan selamat kemudian disampaikan kepada penjual atas kehamilannya dan karena tasnya berhasil terjual. 

BARANG ASLI VS PALSU

Ketika ditanya apakah mampu mengenali barang palsu dari kejauhan, Kai Ning mengaku dapat melakukannya tanpa kendala. Itu adalah keahlian yang sudah seharusnya dapat dilakukan dengan mudah oleh semua ahli autentikasi di Vestiaire Collective.

Bahkan pada 2022 tim autentikasi digital Vestiaire Collective menolak 8 persen barang-barang yang diperlihatkan melalui foto karena dianggap palsu.

Verifikasi keaslian terhadap sepatu Nike X Dior. (Foto: Vestiaire Collective)

"Autentikasi berarti memverifikasi standar-standar sebuah merek, jadi Anda terlebih dulu harus memahami standar merek berdasarkan lini, kategori dan masa produksinya. Misalnya, lini adibusana versus fesyen siap pakai, atau vintage versus kontemporer. Memahami kualitas bahan dan hasil akhirnya sangat penting. Definisi barang mewah adalah kecermatannya pada detail-detail terkecil."

Memperhatikan detail terkecil dari sebuah barang menjadi alasan mengapa pemeriksaan fisik secara langsung masih penting. Dia mengatakan: "Untuk barang palsu kualitas terbaik, ciri-ciri kepalsuannya kadang tersembunyi pada detail-detailnya."

Bobot menjadi salah satu ciri keaslian pada sebuah perhiasan. (Foto: Vestiaire Collective)

Misalnya tas, aroma yang dikeluarkannya menjadi ciri penting. Sementara untuk jam tangan dan perhiasan, bobot barangnya biasanya menjadi ciri pertama.

Kai Ning sendiri memiliki koleksi pribadi Instagram story berisikan contoh-contoh barang "Palsu vs Asli" yang ditemukannya di jalanan.

Dengan semakin banyaknya barang-barang palsu berkualitas tinggi di pasaran, apakah pekerjaan Kai Ning menjadi semakin sulit?

"Hal itu tidak serta merta membuat pekerjaan kami sebagai profesional menjadi lebih sulit, justru membuat profesi kami jadi semakin penting. Orang yang tidak terlatih bisa jadi melewatkan detail yang tidak sesuai, tapi pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun membuat kami dapat menentukan kualitas sebuah produk. Seiring kemampuan pemalsu yang meningkat, keahlian kami juga bertambah dengan belajar dari (produk palsu) mereka."

KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN

Pertanyaan yang muncul adalah: Apakah semua orang bisa menjadi ahli autentikasi?

Kunci untuk menjadi ahli autentikasi di Vestiaire Collective adalah memiliki pengetahuan akan fesyen dan minat yang tinggi. Selain itu, kata Kai Ning, Vestiaire Collective juga memiliki proses rekrutmen yang ketat, melibatkan uji praktik untuk membuktikan tingkat pengetahuan, keahlian dan keterampilan seseorang.

"Walau perkara autentikasi tidak mungkin bisa dipelajari di sekolah, tapi Anda bisa menjadi kandidat yang baik dengan pengetahuan yang mumpuni tentang sejarah dan rupa jadi produk berbagai merek, dibarengi dengan karakter pribadi seperti berorientasi pada detail, analitis dan terorganisir dengan baik."

(Photo: Vestiaire Collective)

Ketika sudah diterima bekerja, Anda akan terus mengembangkan keterampilan dan mempelajari pengetahuan-pengetahuan baru. "Sebelum kita menyelami lebih dalam soal kekhususan masing-masing, semua ahli autentikasi akan menjalani pelatihan panjang tentang merek-merek dan kategorinya. Seiring berkembangnya kemampuan, maka kita akan bisa lebih fleksibel untuk mengeksplorasi minat utama dan wilayah kekhususan kita."

Karena pengetahuan autentikasi bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari di sekolah, maka Vestiaire Collective mendirikan pusat pelatihan internal sendiri, Vestiaire Academy, yang menawarkan berbagai kelas pelatihan untuk mendidik para calon-calon ahli autentikasi. "Pendidikannya terdiri dari dua bulan pelatihan autentikasi, disusul kemudian dengan pelatihan lanjutan untuk terus memperbarui pengetahuan dan keahlian."

Akademi pelatihan Vestiaire Collective. (Foto: Vestiaire Collective)

Setelah lulus dari pelatihan, peserta pelatihan Vestiaire Collective akan mendapatkan bimbingan ketat dari para ahli autentikasi senior selama enam bulan hingga satu tahun untuk memastikan mereka siap bekerja secara mandiri, jelas Kai Ning.

Ahli autentikasi juga mendapatkan akses ke pelatihan lainnya guna memperdalam pengetahuan mereka pada kategori lain untuk meningkatkan keahlian. Kai Ning sendiri memilih mengambil pelatihan horologi di Fondation de la Haute Horlogerie untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang dunia jam tangan.

Namun yang terpenting bagi seorang ahli autentikasi, imbuh Kai Ning, adalah selalu mengikuti perkembangan merek-merek, tren, kolaborasi dan koleksi-koleksi baru yang dirilis. Karena itulah, para ahli autentikasi di Vestiaire Collective mendapatkan pelatihan penambah wawasan mengenai topik ini selama 180 jam setiap tahunnya.

(Photo: Vestiaire Collective)

Kai Ning mengatakan, walau mereka mendapatkan banyak ilmu selama pelatihan, namun selepas itu mereka harus terus berlatih, melakukan riset dan belajar dari produk itu sendiri.

MENGHARGAI SEBUAH PRODUK

Pengetahuan yang dimilikinya membuat Kai Ning sangat menghargai keterampilan dan keahlian di balik pembuatan sebuah produk, terutama ketika akan membeli pakaian atau aksesoris untuk dirinya sendiri.

"Akademi Vestiaire tidak hanya mengajarkan saya cara mengidentifikasi barang palsu, tapi membuat saya menghargai keterampilan tangan dan bahan yang digunakan untuk menciptakan sebuah barang fesyen mewah. Mereka mengajarkan bedanya sebuah karya seni yang dibuat dengan baik dibandingkan produk fast fashion - sebuah barang yang hanya bertahan satu atau dua tahun, dibandingkan barang yang bisa bertahan lebih dari setengah dekade."

Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris.

Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini mengenai sosok di balik busana santun kepala negara Singapura. 

Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.

Source: CNA/da(ih)

Advertisement

Also worth reading

Advertisement