Di tengah ancaman El Nino, Indonesia telah mengantisipasi risiko kabut asap lintas batas

SINGAPURA: Tahun ini Indonesia telah mempersiapkan "dengan baik" kemungkinan terjadinya kabut asap lintas batas, kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Prandjaitan pada Selasa (6 Juni).
"Kami memiliki teknologi modifikasi cuaca. Tujuannya agar hujan bisa turun lebih awal untuk mempersiapkan kolam, jadi kami punya air yang cukup untuk memadamkan api," kata Luhut kepada wartawan di sela-sela kegiatan konferensi Ecosperity Week 2023 di Hotel Marina Bay Sands, Singapura.
Ketika ditanya soal kemungkinan munculnya masalah kabut asap, Luhut mengatakan: "Kabut asap tidak lagi menjadi masalah, saya yakin."
Kabut asap di Asia Tenggara akibat kebakaran hutan Indonesia telah menjadi masalah berkepanjangan dalam beberapa dekade terakhir. Pada 2013, pembakaran hutan skala besar pada banyak tempat di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan krisis kabut asap di beberapa negara, termasuk Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand.
Pada Juni 2013, indeks standar polutan (PSI) selama tiga jam di Singapura mencapai rekor tertinggi 401, memicu warga berbondong-bondong memborong masker N95. Sementara di Malaysia, bencana kabut asap pada 2013 adalah yang terburuk sejak 2005.
Pada September 2015, yang merupakan tahun terjadinya El Nino, penghitungan PSI selama 24 jam di Singapura telah melampaui batas berbahaya.
Pekan lalu, Badan Meteorologi Singapura meramalkan terjadinya El Nino dan juga Dipol Samudera Hindia pada paruh kedua tahun ini. Fenomena ini, lanjut ramalan cuaca tersebut, akan menyebabkan kondisi panas dan kering sehingga meningkatkan risiko kabut asap lintas batas di Singapura dan wilayah lainnya.
ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC - Pusat Meteorologi Khusus ASEAN) juga memperingatkan adanya peningkatan risiko kabut asap di wilayah selatan ASEAN antara Juni dan Oktober tahun ini. Â
Pada peristiwa El Nino terburuk di tahun 2015/2016, curah hujan total di Singapura dari Juni hingga September 2015 sekitar 35 persen di bawah rata-rata jangka panjang.
Pada Selasa pekan ini, Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia "ingin juga memiliki kualitas udara (di ibukota Jakarta) seperti di Singapura". Jakarta kerap diselimuti kabut polusi dan konsisten menjadi salah satu kota paling berpolusi di dunia.
Luhut menambahkan, Indonesia menargetkan nol emisi karbon pada 2055 "atau bahkan mungkin lebih cepat dari itu".
"Mungkin kami bisa menargetkan pada 2055 karena target awal kami adalah 2070-an. Lalu kami akan mencobanya dengan teknologi, dengan dukungan internasional, kami bisa mewujudkannya pada tahun 2060. Tapi sekali lagi, jika kemajuannya seperti ini, sangat stabil seperti ini, mungkin kami bisa mencapainya sebelum 2060. Kenapa tidak?"
Untuk mencapai target ini, Luhut mengatakan pentingnya kolaborasi dan tidak meremehkan semangat rakyat Indonesia.
Dia juga menyampaikan target pemerintah Indonesia untuk membuat 10 persen dari populasi menggunakan kendaraan listrik pada tahun depan. Pada Maret lalu, pemerintah Indonesia mengumumkan pemberian subsidi bagi 200.000 orang untuk beralih ke motor listrik, seperti diberitakan Bloomberg. Subsidi ini diberikan demi mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik.
Terkait pengurangan emisi batu bara, Luhut mengatakan Indonesia butuh investasi untuk melakukannya.
Investasi yang dimaksud Luhut merujuk kepada kesepakatan Just Energy Transition Partnership (JETP - Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan) sebesar US$20 miliar yang diteken Indonesia dengan beberapa mitra internasional seperti Amerika Serikat pada pertemuan G20 di Bali November lalu.
Program JETP bertujuan membantu Indonesia beralih dari penggunaan bahan bakar fosil dan menjadikan sepertiga pembangkit listrik di negara ini menggunakan energi terbarukan pada 2030.
"Pemerintah Indonesia telah membentuk program untuk ini. Kami telah mengidentifikasi masalah dan kami juga mendata pembangkit batu bara mana yang akan dipensiunkan lebih dulu," kata Luhut.
"Kami hanya perlu kolaborasi negara-negara global untuk membiayai proyek ini demi menutup pembangkit listrik tenaga batu bara. Kami memiliki banyak potensi pada energi hijau ... sekali lagi, kami juga membutuhkan investor untuk berinvestasi di ranah ini, agar kami bisa mengurangi pembangkit batu bara."
Pada Maret lalu, Indonesia dan Singapura menandatangani nota kesepahaman untuk kerja sama energi terbarukan. Melalui kerja sama ini, Singapura berpeluang mendapat pasokan energi terbarukan seperti listrik tenaga surya dan hidrogen hijau dari Indonesia. Â
Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris. Â
Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini mengenai perjuangan seorang perempuan yang nyaris buta dalam melestarikan owa Jawa.
Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.