Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu

Advertisement

Advertisement

Indonesia

Mereka masih bocah, tapi tidak bisa diremehkan: Ketika anak-anak Singapura keranjingan catur

Semakin banyak anak-anak di Singapura yang menggemari catur, permainan yang bagi mereka menantang, namun juga menyenangkan dan mengasah kecerdasan.

Mereka masih bocah, tapi tidak bisa diremehkan: Ketika anak-anak Singapura keranjingan catur
Lucas John Wee, 6 tahun, adalah anggota termuda di program pelatihan nasional untuk pecatur muda Singapura. (Foto: Jessica Wee)

SINGAPURA: Permainan catur mungkin terlihat tenang dan hening dari luar, tapi ketika Alesa Wong yang berusia sembilan tahun bertanding dengan lawannya untuk menguasai papan, kepalanya dipenuhi dengan "warna-warna yang meledak-ledak".

"Ada banyak suara bising di dalam kepala pemain catur, hanya saja tidak ada yang bisa mendengarnya," kata pemain catur junior itu kepada CNA. "Permainan ini sangat menarik, jantung saya berdegup kencang saat saya tahu telah berhasil mengambil langkah yang cerdas."

Alesa, yang mulai bermain catur ketika berusia tujuh tahun, adalah anggota program pelatihan nasional yang baru didirikan di Singapura untuk memfasilitasi para pecatur muda.

Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang anak-anak muda yang bergabung dengan komunitas catur Singapura semakin terlihat jelas.

Rekor terbanyak tercatat pada Maret lalu saat 1.365 pecatur mengikuti Kejuaraan Catur Perorangan Sekolah Nasional. Sebetulnya jumlah peserta bisa lebih banyak lagi, namun beberapa calon pemain memutuskan mundur karena tempat pertandingan tidak mencukupi.

Lalu pada April, Federasi Catur Singapura meluncurkan program pelatihan nasional untuk mengasah bakat para generasi penerus bakat catur di negara itu.

Program ini terdiri dari skuad di bawah usia 10 tahun sebanyak 14 anggota dan skuad di bawah 14 tahun, 10 anggota. Anggota paling muda adalah Lucas John Wee berusia enam tahun.

Lucas muda yang pemalu bisa berubah sangat serius dan fokus ketika dia bermain catur - pemandangan dirinya yang jarang dilihat oleh keluarganya sendiri, kata ibu Lucas.

Ketika ditanya mengapa dia menikmati permainan catur, Lucas hanya mengatakan: "Saya menjadi santai (dengan bermain catur)".

Pernyataannya itu mungkin mengejutkan, mengingat Lucas harus berlatih 10 jam setiap minggunya. Anak-anak lain di skuadnya bahkan bisa latihan hingga 16 jam per minggu, dengan sesi tiga kali seminggu di bawah program pelatihan nasional, pelatihan privat satu-lawan-satu dan latihan mandiri.

Alesa Wong, 9 tahun, mulai bermain catur di usia 7 tahun dan anggota program pelatihan untuk pecatur muda Singapura. (Foto: Ceres Chung)

Untuk bergabung dalam program tersebut, anak-anak muda ini dipilih oleh komite yang sebelumnya telah meninjau hasil permainan catur mereka. Mereka adalah anak-anak yang menempati posisi pertama pada berbagai kompetisi tingkat nasional, melampaui skuad dengan peringkat tinggi di Federasi Catur Singapura.

Mia Wang tidak mengira bahwa kemampuannya cukup baik untuk menjadi bagian dari tim tersebut. Bergabung dengan skuad pecatur telah meningkatkan rasa percaya diri bocah sembilan tahun yang bersuara lembut ini.

"Saya hanya berharap bisa menjadi pemain yang lebih baik dibanding waktu saya kecil dulu," kata Mia ketika ditanya cita-cita masa depannya di dunia catur.

Direktur Utama Federasi Catur Singapura Kevin Goh mengatakan jumlah orang yang tertarik mengikuti kursus dan turnamen catur meningkat sekitar 50 persen pada tahun lalu,

Federasi itu adalah organisasi utama yang mengatur kegiatan catur di Singapura, dan merupakan bagian dari Dewan Olimpiade Nasional Singapura dan Dewan Olahraga Singapura.

Jumlah turnamen catur yang digelar oleh penyelenggara independen juga meningkat lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya, kata Goh.

Menurut dia minat pada catur meningkat pada masa pandemi COVID-19, ketika masyarakat mencari permainan untuk mengisi waktu luang. Hambatan untuk dapat memainkannya "sangat kecil" karena catur bisa dimainkan di mana saja, bahkan sendirian, selama ada akses internet.

Budaya bermain catur juga melonjak dengan suksesnya serial Netflix "The Queen's Gambit", yang menginspirasi banyak orang untuk bermain ketika film itu dirilis pada akhir 2020.

Alesa, Lucas, dan Mia semuanya mulai bermain catur selama pandemi. Mia sendiri mulai bermain catur setelah ayahnya menyaksikan film The Queen's Gambit, kata ayahnya.

Mia Wang, 9 tahun, adalah anggota program pelatihan nasional untuk pecatur muda Singapura. (Foto: Wang Haiqing)

Para orang tua menyenangi catur karena dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak. Ibu Lucas meyakini catur adalah "latihan otak", sementara ayah Mia mengaku sengaja menjadikan catur sebagai aktivitas pengasah kecerdasan untuk putrinya.

Namun agar bermain catur bisa berkelanjutan, anak-anak harus terlebih dulu menikmatinya, terlebih karena sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler telah banyak menyita waktu dan energi mereka.

"Penting untuk memastikan bahwa belajar bermain catur adalah sebuah proses yang menyenangkan. Jika tidak, maka permainan ini hanya jadi seperti sekolah. Kita tidak seharusnya menjadikan catur seperti buku pelajaran," kata Goh.

Ayah Alesa awalnya mengira putrinya akan berhenti main catur agar bisa fokus bersekolah, tapi ternyata tidak. "Dia mengatakan tidak, dia benar-benar serius pada catur dan tidak ingin kami menghentikannya," kata dia.

Si kecil Alesa bercita-cita ingin menjadi seorang grandmaster. Ketika diminta membayangkan masa depan, ketika dia tumbuh dewasa dan lelah bermain catur, dengan mantap Alesa menjawab: "Itu tidak akan pernah terjadi."

Ambisi Lucas malah lebih besar lagi, yaitu menjadi juara dunia, namun dia menyadari jalannya masih panjang. Dengan bersemangat dia menceritakan kepada reporter ketika dia hampir imbang ketika bertanding catur melawan grandmaster Goh.

Walau berbakat, anak-anak ini juga harus belajar bagaimana menghadapi kekalahan dan kekecewaan. Masing-masing mereka punya cara sendiri untuk melaluinya - Alesa dengan melakukan meditasi, misalnya.

Mia menjadi gugup ketika bertanding karena dia takut bermain dengan buruk. Tapi jika dia kalah, "saya tetap tenang, dan melakukan hal lainnya," kata dia. 

Direktur Federasi Catur Singapura Kevin Goh (baju biru) dan grandmaster Thomas Luther (baju abu-abu) dalam sesi latihan dengan skuad U-10. (Foto: SCF)

Karena menfaat catur yang banyak dalam pembangunan karakter dan kognitif anak, popularitas permainan ini juga menyebar ke sekolah-sekolah di Singapura. Beberapa sekolah semakin tertarik untuk mendirikan klub catur dan penerimaan anggotanya sangat selektif.

Klub catur SMP Kent Ridge awalnya bermula dari sebuah kelompok minat informal yang dibentuk oleh beberapa guru dan siswa pada 2021.

Ketika para siswa mulai membawa papan catur ke kantin untuk bermain di jam istirahat, akhirnya sekolah memutuskan memberikan mereka tempat yang layak untuk digunakan. Akhirnya klub catur itu menjadi aktivitas kokurikuler pada awal tahun ini. 

Sekolah Institusi Hwa Chong dan Institusi Raffles sama-sama mengatakan kepada CNA bahwa mereka melihat peningkatan minat dari siswa untuk bergabung dengan olahraga asah otak atau kokurikuler catur.

Teri Chua, guru penanggung jawab klub olahraga asah otak Institusi Hwa Chong, mengatakan permainan catur adalah kombinasi dari "permainan dengan keterampilan rendah" - jadi siswa bisa memainkannya untuk bersenang-senang - dan "permainan dengan keterampilan tinggi" bagi pemain berpengalaman untuk mengasah kemampuannya.

PELAJARAN YANG DIPETIK DARI CATUR

Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari permainan catur adalah belajar menerima konsekuensi dari keputusan yang dibuat, kata Goh.

"Jika Anda ceroboh, Anda membuat langkah yang ceroboh dan kalah dalam permainan. Anda tidak bisa menyalahkan pelatih, tidak bisa menyalahkan orang tua. Anda tidak bisa sembunyi, Anda harus menghadapi konsekuensinya sendiri."

Goh, 40 tahun, telah menjadi grandmaster pada 2020. Saat itu, dia menjadi satu dari tiga orang Singapura yang mendapatkan titel tertinggi di dunia catur tersebut. Titel itu diberikan oleh Federasi Catur Internasional (FIDE) dan berlaku seumur hidup.

Singapura saat ini memiliki empat grandmaster. Tin Jingyao adalah pecatur Singapura terbaru yang mendapatkan titel itu di usia 22 tahun pada tahun lalu.

Kejuaraan Catur Perorangan Sekolah Nasional di Sekolah Overseas Family pada 11 hingga 12 Maret 2023 dengan jumlah peserta yang mencapai rekor tertinggi. (Foto: Federasi Catur Singapura)

Goh meninggalkan pekerjaannya sebagai direktur keuangan di sebuah perusahaan rintisan di bidang bioteknologi pada akhir 2022 untuk fokus sepenuhnya di federasi catur.

Bagi Goh, permainan catur telah menyentuh hatinya. Goh bermain catur di masa mudanya, saat-saat di mana dia "bisa saja berkawan dengan orang yang salah" dan terlibat dalam kelompok kriminal.

"Catur menjauhkan saya dari masalah," kata dia. "Jika Anda sangat fokus belajar catur, dan Anda merasa permainan itu sangat menyenangkan, Anda tidak akan sempat memiliki kebiasaan buruk."

Tan Weiliang mulai bermain catur dengan ayahnya ketika dia berusia tujuh atau delapan tahun, dan melewati masa remajanya untuk mencapai peringkat calon master.

Di usianya yang saat ini 30 tahun, Tan yang merupakan kandidat doktoral untuk ekonomi terapan di Cornell University, Amerika Serikat, mengaku tidak punya waktu lagi bermain catur. Tapi Tan memuji permainan catur yang menurut dia punya banyak manfaat bagi dirinya.

"Permainan catur telah mendorong dan menghargai kerja keras," kata dia. Permainan catur yang standar memerlukan konsentrasi selama tiga hingga empat jam berturut-turut - sebuah kemampuan yang menurut Tan telah membantunya dalam belajar sebelum ujian.

Pemain catur yang serius akan menghafal urutan langkah-langkah, seperti langkah pembuka. Kendati demikian, catur juga memiliki seni yang memicu kreativitas dan berpikir di luar kebiasaan, tambah Tan.

OLAHRAGA UNTUK SEMUA ORANG

Walau Federasi Catur Singapura fokus pada mengasah bibit pemain muda berbakat, namun mereka juga ingin memperluas jangkauan olahraga ini.

Goh mendorong agar lebih dari setengah anggota skuad U-10 adalah perempuan. "Gadis- gadis muda ini adalah masa depan," kata dia. Olahraga catur saat ini masih didominasi oleh pria. Per Mei tahun ini, tidak ada satu pun perempuan pada daftar 100 pemain top dunia yang disusun oleh FIDE.

Federasi catur Singapura juga meminta bantuan grandmaster Jerman, Thomas Luther, untuk meningkatkan keikutsertaan penyandang disabilitas dalam permainan catur. Luther saat ini menjabat ketua Komisi Pemain Catur Penyandang Disabilitas di FIDE.

"Tidak seperti olahraga lainnya, aturan permainan catur tetap sama, baik untuk orang sehat maupun penyandang disabilitas," kata Goh.

Federasi ingin meningkatkan jumlah atlet catur difabel di Singapura, dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi mereka untuk ikut dalam turnamen lokal.

Menurut Goh, Singapura menempati posisi keempat dalam kemahiran catur di kawasan. Vietnam, Filipina, dan Indonesia adalah rival terkuat. Namun dia tidak terlalu disibukkan dengan ambisi untuk mencetak grandmaster dari para pecatur muda Singapura.

"Kami tidak akan mengatakan hal seperti: Oh, saya kira kamu punya bakat untuk menjadi grandmaster atau juara dunia suatu saat nanti.' Saya kira itu bukan pendekatan yang tepat," kata dia.

"Tugas saya adalah memastikan bahwa bermain catur - atau setidaknya saat latihan - tetap menjadi sebuah proses yang menyenangkan. Dan mereka akan menemukan keindahan permainan ini, karena masih banyak hal yang belum mereka ketahui."

Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris.  
  
Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini mengenai pesona observatorium tertua di Indonesia yang redup karena polusi cahaya.

Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.

Source: CNA/da(ih)

Advertisement

Also worth reading

Advertisement